Jumat, 09 September 2011

Belajar Adil dari Nabi Sulaiman, AS

Nabi Sulaiman, AS merupakan anak Nabi Daud, AS. Sejak kecil lagi baginda telah menunjukkan kecerdasan dan ketajaman fikirannya. 

Pernah memutuskan perkara 2 orang yang berselisih, yaitu antara pemilik kebun dan pemilik kambing. Kala itu beliau masih belia, beliau dimintai pendapatnya oleh Ayahanda, Nabi Daud, AS. Beliaupun mencoba mengetengahkan ide kepada Ayahnya, Nabi Daud untuk menyelesaikan perselisihan antara dua pihak, pemilik hewan ternakan dan pemilik kebun. Pendapatnya bernas, sangatlah cerdas dan adil. Mulanya Nabi Daud memutuskan pemilik hewan supaya menyerahkan ternakannya kepada pemilik kebun sebagai ganti rugi disebabkan ternakannya memasuki dan merusakkan kebun itu. Sulaiman yang mendengar keputusan Ayahnya mencelah: “Wahai Ayahkuku, menurut pandanganku, keputusan itu sepatutnya berbunyi; kepada pemilik tanaman yang telah musnah tanaman diserahkanlah hewan ternaknya tersebut untuk dipelihara, diambil hasilnya dan dimanfaatkan bagi keperluannya. Manakala tanamannya yang rusak itu diserahkan kepada pemilik ternakan untuk dijaga sehingga kembali kepada keadaan asal. Kemudian masing-masing menerima kembali miliknya, sehingga dengan cara demikian masing-masing pihak tidak ada yang mendapat keuntungan atau menderita kerugian lebih daripada sepatutnya.” Pendapat yang dikemukakan Nabi Sulaiman, AS dipersetujui kedua-dua pihak.

Pada kesempatan yang lain, Nabi Sulaiman juga pernah menyelesaikan perkara antara kedua orang wanita yang memperebutkan seorang bayi. Nabi Sulaiman menggunakan hati nuraninya, ketika menentukan nasib seorang bayi yang di perbutkan oleh ibunya, Nabi Sulaiman mengancam akan memotong bayi yang diperubatkan itu menjadi 2 dan masing-masing ibu yang memperebutkanya mendapatkan 1 potong bagian tubuh sibayi. Kemudian salah seorang wanita yang memperebutkan bayi tersebut mengiklaskan bayinya agar dapat di miliki oleh wanita yang satu lagi. Dan kemudian Nabi Sulaiman memberikan bayi tersebut kepada wanita yang memasrahkan bayinya, karena hanya seorang ibu yang dapat berkorban untuk keselamatan anaknya.

Mari kita belajar adil dan semoga kita diberi kekuatan untuk berlaku adil seperti yang dicontohkan Nabi Sulaiman, AS. Sudah kah kita adil hari ini? Pada anak-anak kita misalnya. Tapi ingat adil bukan berarti sama.

Yunda dan Akang.
Ingatkan Abi untuk selalu adil padamu Nak...
Adil itu Indah, mulailah dari hal yang mudah.
Mari awali dari rumah kita.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih sudah membacanya dan semoga bermanfaat...