Selasa, 29 Maret 2011

SIYASATU AD-DAKWAH


SIYASATU AD-DAKWAH dalam Harakah Islamiyah : H. Hilmi Aminuddin

BAB VI ISTIQOMAH TARBIYAH
          Untuk menghasilkan an-numu (pertumbuhan) semua elemen harakah, jama’ah haruslah menyelenggarakan tarbiyah yang mustamirah (berkesinambungan).

Tarbiyah dalam harakah ada 2 sisi:
1.      Talqiniyah, yaitu pembahasan tentang keislaman dalam bentuk halaqah atau liqo tarbawi.
2.      Tajribiya, yaitu dengan menerima suatu pengalaman langsung dari lapangan yang merupakan pelajaran dari medan da’wah.

Adapun yang menjadi inti tarbiyah adalah tercapainya keselamatan potensi harakah (salamatut toqotil harakah). 
Karenanya tarbiyah hendaknya meliputu 3 unsur ini:
1.      Shalabatul qaidah (kekokohan basis) ditentukan oleh kekokohan aqidah.
2.      Nuqthatul intilaq (titik bertolak) ditentukan oleh kejelasan fikroh.
3.      Kayfiyatul Masiir (metode berjalan) ditentukan oleh kejelasan minhaj yang kita tempuh dengan mengikuti perjalanan da’wah dan perjuangan Rosulullah dalam iqomqtud dienillah.

Asset potensi Harakah, antara Kebijaksanaan Syuyukh dan Semangat Syabab.

Syabab memiliki potensi yang khas, yaitu :
1.      Quwatul mubadarah (kekuatan inisiatif)
2.      Al quwwah at tanfizhiyah (kekuatan daya gerak dan aktifitas)
3.      Almutholaah an nashariyah (telaah konseptional / teoritis)

Dari itu maka para pemuda dikatakan memiliki hamasah (semangat yang tinggi). Gambaran yang nyata dari sikap syabab ini adalah kisah Ashhabul Kahfi yang abadi dalam Al-Qur’an. Hamasah sangat essensial bagi harakah. Hamasah yang terkendali akan menjadi dinamis sehingga bisa membuat harakah benar-benar hidup dan berkembang. Yang perlu dijaga adalah agar jangan sampai hamasah berubah menjadi emosi, sebab emosi biasanya bisa menimbulkan ekstrimisme.

Ciri-ciri yang dimiliki para Syuyukh menjadi penyeimbang agar hamasah para Syabab dapat terkendali. Potensi yang dimiliki para Syuyukh:
1.      Al khazanah at tajribiyah (kekayaan pengalaman)
2.      Quwatus syaitaroh fikriyah (kekuatan daya fikir), menganalisa.
3.      Quwatus syaitaroh ruhiyah (kekuatan ruhani) yaitu kekuatan untuk mendekatkan diri pada Allah, SWT.

Maka dengan potensi inilah para Syuyukh mampu mengambil hikmah dari setiap peristiwa dengan telaah yang mendalam berdasarkan pengalaman yang panjang. Hikmah inilah yang diwariskan par Syuyukh pada perjalanan harakah yang merupakan bentuk pemeliharaan agar harakah ini senantiasa berada dalam asholah.

Lantaran itu maka kebijaksanaan da’wah yang murni senantiasa berorientasi pada hikmatus syuyukh fi hamasatus syabab, dalam arti : merupakan hasil telaah mendalam dari Al-Qur’an dan sunnah, berdasarkan pengalaman harakah yang panjang tetapi dilaksanakan dengan semangat dan inisiatif yang tinggi.                                         
Edited by Abu Hamas, ridwansaiman@gmail.com

SIYASATU AD-DAKWAH

SIYASATU AD-DAKWAH dalam Harakah Islamiyah : H. Hilmi Aminuddin
BAB V MUWASHOFAT AL QOIDAH AL HARAKIYAH
  • ·         Urgensi Persiapan( Al I’dad) Harakah
QS Al-Anfal 60
“Dan persiapkanlah untuk menghadapi mereka, kekuatan apa saja yang kamu sanggupi dan dari pada kuda-kuda yang ditambat untuk berperang ( yang dengan persiapan itu) kamu menggentarkan musuh Allah, musuhmu dan orang-orang selain mereka yang kamu tidak mengetahuinya; sedangkan Allah mengetahuinya. Apa saja yang kamu nafkahkan pada jalan Allah niscaya akan dibalas dengan cukup kepadamu dan kamu tidak akan dianiaya”
Perintah Allah dalam ayat ini mengandung 2 pengertian yang sangat penting, yaitu:
1.      Perintah yang besar (ta’azhomul amr)
2.      Pengertian umum ( ma’na aam) yaitu menyeluruh, tidak sebagian sebagian.

·         Dalam Siyasatud Da’wah ada 2 persiapan (I’dad):
Ø I’dad dakhili, yaitu mempersiapkan setiap pribadi muslim sebagai syakhsiyah jama’iyah, yang senantiasa memiliki iltizam dengan jama’ah harakiyah.
Ø  I’dad khoriji, yaitu selanjutnya menjadi syakhsiyah ijtimaiyah dalam kaitannya ditengah masyarakat.
Kedua persiapan ini mengarahkan ikhwah agar mampu menguasai basis sosial (saytorotul qaidah ijtimaiyah) dengan islam.

  • ·         Sifat-sifat Usroh (Muwashofat Usroh)
Inti kekuatan qaidah harakiyah terletak pada kekuatan usroh. Usroh yang ideal mempunyai muwashofat yang khas.
Ada 3 muwashofat usroh:
1.      Usroh Ruhani (al usrah al ruhiyah)
2.      Usroh Ideologis (al usrah al fikriyah)
3.      Usroh Da’wah (al usrah al da’wiyah)

  • ·         Tugas Usroh (Wazhifah al Usroh)
Tugas usroh yang paling utama sebenarnya adalah memegang kendali masyarakat. Untuk mencapai pengendalian ini tentu saja harus bertahap, sesuai dengan tuntutan medan da’wah dan kematangan jama’ah dalam memimpin ummat islam.
Dalam memegang kendali masyarakat ini perlu diingat 3 urutan sasaran agar kelak masyarakat menjadi basis social harakah yang murni.
1.      Tersebarnya opini umum yang islami (ar ra’yul aam al islami)
2.      Masyarakat menunjukkan tingkah laku yang islami (as suluk al ijtima’I al islami)
3.      Setelah 2 unsur tsb, maka wajib dibentuk lingkungan yang menunjang gerakan islam (al bi’ah al harakiyah al islamiyah), yaitu bi’ah yang memungkinkan inqilabul islami berlangsung dengan dukungan yang total dari massa ummat.

Dari 3 tahapan itu sikap ummat yang minimal toleran (at tasamuh) yaitu membiarkan gerakan da’wah berlangsung, tanpa usil atau ingin mengganggu hingga menjadi mendukung (ta-yid) yaitu selalu membantu dan membela gerakan da’wah baik dengan tenaga maupun harta.
Bila masyarakat sudah memberikan dukungan (ta-yid) sepenuhnya pada gerakan da’wah maka saat itulah bi’ah harakiyah telah terbentuk. Dan dengan dukungan bi’ah harakiyah ini maka isyan sya’bi dapat kita realisasikan.

***

lakukan yang kita bisa, sekarang juga....