Senin, 19 September 2011

Minta Maafnya Nabi Sulaiman, AS

Isi dari tulisan ini dikutip dari buku “65 Cerita Teladan Sebelum Tidur” karangan Sakha Aqila Mustofa.
Tulisan ini juga tentang tabiat salah satu makhluk Allah, Semut karangan Prof. M. Quraish Shihab. Penulis mengangkat tulisan yang berhubungan dengan semut, makhluk/Binatang kecil yang Allah ciptakan. Berikut kisahnya:

Siang itu, Nabi Sulaiman AS dan pasukannya melewati lembah. Tanpa disadari ribuan semut berlarian ketakutan karena derap kaki tentara Nabi Sulaiman dan langkah kuda yang tidak beraturan. Raja semut pun berteriak keras-keras pada rakyatnya. “Hai semut-semut, masuklah ke dalam saranmu, agar kamu tidak diinjak oleh Nabi Sulaiman dan tentaranya, sedangkan mereka tidak menyadari (nya).”

Setelah memerintahkan bangsanya untuk mencari tempat aman, Raja Semut berkata kepada Nabi Sulaiman, “Wahai Nabi Allah, mengapa kamu membuat celaka bangsa kami dan membuat gaduh seisi lembah ini? Apakah kamu lupa bahwa pada hari kiamat nanti kamu akan berdiri di hadapan Allah yang Maha Adil dan Maha Mengetahui tentang apa yang dilakukan hari ini?”

Mendengar kata-kata yang pedas dari Raja Semut, Nabi Sulaiman sangat terkejut. “Wahai makhluk ciptaan Allah, maafkan perbuatan zalim pasukanku terhadap bangsamu,” ujarnya meminta maaf pada Raja Semut.

“Aku akan memaafkan perbuatanmu dan pasukanmu tersebut dengan beberapa syarat,” kata Raja Semut dengan lantang. Mendengar perkataan pemimpin semut, Nabi Sulaiman bertanya, “Sebutkan persyaratan tersebut!”

“Syarat yang pertama adalah cintai semua makhluk hidup tidak terkecuali bangsaku. Sesungguhnya orang-orang yang mencintai binatang dan mahkluk lain akan Allah balas dengan kasih sayang-Nya,” kata Raja Semut.

“Syarat kedua, taklukkan negeri Saba dan islamkan mereka, karena selama ini mereka menjadi penyembah matahari. Syarat ketiga, jadikanlah Ratu Saba yang bernama Ratu Balqis untuk menjadi pendamping hidupmu,” Pinta Raja Semut.

Nabi Sulaiman tertawa mendengar perkataan Raja Semut. “Hahaha…Insya Allah semua persyaratanmu itu akan aku lakukan sebagai amanah,” ujar Nabi Sulaiman. Pemimpin semut pun lega. “Kalau begitu, tentu aku dengan ikhlas memaafkanmu,” kata Raja Semut.

Hikmah:
Meskipun Nabi Sulaiman seorang raja yang memiliki ribuan tentara yang terdiri atas manusia, jin dan binatang. Tapi ia menyadari kesalahannya dan meminta maaf kepada semut yang bertubuh kecil dan lemah. Allah akan mengadili siapa saja yang telah berbuat zalim, kecuali jika telah dimaafkan dengan ikhlas oleh orang atau makhluk yang dizaliminya. 

Tentang kisah ini Allah berfirman dalam QS An-Naml: 17-19
“…maka ia (Nabi Sulaiman) tersenyum dengan tertawa karena (mendengar) perkataan semut itu”
Anakku, betapa suci fitrahmu.
Untuk semua salah dan khilaf, maafkanlah Abi...

Lalu bagaimana dengan kita, sudahkah kita minta maaf untuk kesalahan yang kita lakukan pada anak-anak kita. Sesungguhnya merekalah anugerah terindah dalam hidup ini, bila ada membuat satu kesalahan pada mereka, mintalah maaf jangan pernah sungkan apalagi malu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih sudah membacanya dan semoga bermanfaat...