Jumat, 18 November 2011

Sahabat

Sahabat-sahabat Jiwa...

...dan Sahabat ada di Jiwa

Penghuni Kampoenk Sejahtera: Sahabat Jiwa


Happy Friendship Day...

Rabu, 02 November 2011

Menyiapkan Anak Laki-laki ke Masa Baligh


Tahukah anda, bahwa anak laki-laki yang belum baligh dijadikan sasaran empuk para pebisnis pornografi internasional?  Mengapa demikian? 





Karena anak laki-laki cenderung menggunakan otak kiri. Di berbagai media baik komik, ragam games, internet, VCD, bahkan hp mereka menampilkan gambar-gambar yang mengandung materi pornografi, melalui tampilan yang dekat dan akrab dengan dunia anak-anak.



Dengan berbagai rangsangan yang cukup banyak dari banyak media tersebut dan asupan gizi yang diterima dari makanannya, hormon testosterone di dalam tubuh bergerak 20 kali lebih cepat. Sehingga, testis mulai memproduksi sperma. Dan kantung sperma menjadi penuh. Karena itu, anak laki-laki kita dengan mudahnya mengeluarkan mani lebih cepat dari yang lainnya dan kadang-kadang, dengan banyaknya ‘rangsangan’ dari berbagai media tersebut, mereka tidak perlu dengan bermimpi.


Menyiapkan anak kita memasuki masa baligh adalah tantangan besar bagi kita sebagai orang tua. Kelihatannya sepele, namun sangat penting bagi mereka untuk mengatahui seputar masa baligh agar mereka tumbuh menjadi pribadi yang memiliki seksualitas yang sehat, lurus dan benar. Memang banyak kendala yang kita hadapi: tabu dan saru, bagaimana harus memulainya, kapan waktu yang tepat untuk memulai, sejauh mana yang harus kita bicarakan dan lain-lain. Memang tidak mudah untuk mendobrak kendala-kendala tersebut, namun jika kita tidak melakukannya sejak dini, bisa jadi mereka mendapatkan informasi-informasi yang salah dari sumber yang tidak jelas.


Jadi, salah satu kewajiban orang tua adalah menyiapkan putra-putrinya memasuki masa baligh. Biasanya anak perempuan yang lebih sering dipersiapkan untuk memasuki masa menstruasi oleh Ibu. Jarang, para ayah yang menyiapkan anak laki-lakinya menghadapi saat mimpi basah. Ini adalah tanggung jawab Ayah untuk membicarakannya.


Mengapa harus ayah ? Karena anak laki-laki yang berusia di atas 7 tahun, membutuhkan waktu yang lebih banyak dengan ayahnya, dari pada dengan Ibunya. Dan jika bicara seputar mimpi basah, Ibu tentu tidak terlalu menguasai hal-hal seputar ini karena tidak mengalami langsung. Namun, bila karena satu hal, Ayah tak sempat dan tidak punya waktu untuk itu, Ibulah yang harus mengambil tanggung jawab ini.


Tips menyiapkan Anak Laki-laki menghadapi Mimpi Basah:

Untuk pertama kali, kita akan membicarakan tentang apa itu mimpi basah, dan bedanya mani dengan madzi, dan apa yang harus dilakukan jika keluar cairan tersebut. Agar anak bisa membedakan antara mani dengan madzi, persiapkan terlebih dahulu alat-alatnya:


Untuk mani: Aduk kanji/tepung sagu dengan air, jangan terlalu encer, hingga masih ada butir-butir kecilnya. Beri sedikit bubuk kunyit, hingga menjadi agak kuning. Taruh di wadah/botol.

Untuk madzi: Beli lem khusus, seperti lem UHU.


Berikutnya siapkan waktu khusus dengan anak untuk membicarakannya. Apa saja yang harus disampaikan :



Pertama sampaikan kepada mereka bahwa saat ini mereka telah tumbuh berkembang menjadi remaja, dengan adanya perubahan-perubahan pada fisik mereka. Dan sebentar lagi mereka akan memasuki masa baligh.
Contoh : “Nak.. ayah lihat kamu sudah semakin besar saja ya.. Tuh coba lihat tungkai kakimu sudah semakin panjang, suaramu sudah agak berat. Waah..anak ayah sudah mau jadi remaja nih. Nah, ayah mau bicarain sama kamu tentang hal penting menjelang seorang anak menjadi remaja atau istilahnya ia memasuki masa baligh”

Awalnya, mungkin mereka akan merasa jengah dan malu. Namun, yakinkan kepada mereka, bahwa membicarakan masalah tersebut merupakan tanggung jawab kita sebagai orang tua, yang nanti akan ditanyakan oleh Allah di akhirat.


Ketika berbicara dengan anak laki-laki yang belum baligh, gunakan the power of touch. Sentuh bahu atau kepala mereka. Hal ini telah dicontohkan oleh Rosulullah Muhammad yang sering mengusap bahu atau kepala anak laki-laki yang belum baligh. Hal ini dapat menumbuhkan keakraban antara ayah dengan anak. Jika sudah baligh, mereka tidak akan mau kita sentuh.


Gunakan juga jangkar emosi (panggilan khusus, yang bisa mendekatkan hubungan kita dengan anak), misalnya : Anakku, Buah hati Papa, Jagoan Ayah, Sayang Abi dan lain-lain.


Sampaikan kepada anak kita :
Tentang mimpi basah & mani.
Bahwa karena ia telah memiliki tanda-tanda / ciri-ciri memasuki masa baligh, maka pada suatu malam nanti, ia akan mengalami mimpi sedang bermesraan dengan perempuan yang dikenal ataupun tidak dikenal. Dan pada saat terbangun, ia akan mendapatkan cairan yang disebut mani. (Kita beri tahukan kepada mereka contoh cairannya, yaitu cairan tepung kanji yang telah kita persiapkan). Peristiwa itu disebut mimpi basah.


Jika seorang anak laki-laki telah mengalami mimpi basah, tandanya ia sudah menjadi seorang remaja atau tepatnya dewasa muda. Dan mulai saat itu, ia sudah bertanggung jawab kepada Allah atas segala perbuatan yang ia lakukan, baik berupa kebaikan maupun keburukan. Pahala dan dosa atas perbuatannya itu akan menjadi tanggungannya. Dalam agama Islam, ia disebut sudah mukallaf.

Anak Bujang Pertama
Beritahukan kewajiban yang harus dilakukan setelah mengalami mimpi basah (sesuai dengan ajaran agama masing-masing).

Dalam Islam, orang yang mimpi basah diwajibkan untuk mandi besar / mandi junub, caranya yaitu :


1. Bersihkan kemaluan dari cairan sperma yang masih menempel.

2. Cuci kedua tangan.

3. Berniat untuk bersuci 
("Aku berniat mensucikan diri dari hadats besar karena Allah"). Minta ia untuk melafalkannya.
4. Berwudhu.
5. Mandi, minimal menyiram air ke bagian tubuh sebelah kanan tiga kali, dan ke bagian sebelah kiri sebanyak tiga kali, hingga seluruh anggota tubuh terkena air.
6. Cuci kaki sebanyak tiga kali.
Setelah kita terangkan, minta kepadanya untuk mengulangi apa yang telah kita sampaikan.


Tentang Madzi

Jika ia melihat hal-hal / gambar-gambar yang tidak pantas dilihat oleh anak (gambar yang tak senonoh, tidak sopan), maka bisa jadi, ia akan mengeluarkan cairan yang disebut madzi. (Kita beri tahukan kepada mereka contoh cairannya, yaitu lem UHU).
Cara membersihkannya cukup dengan : mencuci kemaluan, mencuci tangan lalu berwudhu.
Ingatkan kepadanya, jika ia tidak melakukannya, ia tidak bisa sholat dan tidak bisa membaca Al Qur’an.

Setelah kita terangkan, minta kepadanya untuk mengulangi apa yang telah kita sampaikan.
Hal penting yang harus kita ingat sebelum membicarakan masalah ini kepada anak adalah kita berlatih dahulu bagaimana cara menyampaikannya. Mengapa ? Agar komunikasi yang akan kita lakukan tidak tegang, dan berjalan dengan hangat.. Agar anak merasa nyaman dan ia dapat menerima pesan yang kita sampaikan dengan baik.


Semoga bermanfaat,
Sumber tulisan dari Elly Risman

Selasa, 01 November 2011

Permainana Zakati


Ini jenis permainan kelompok. Permainan berkarakter, menurutku ini istilah yang tepat. Salah satu permaiana unggulan yang aku kenalkan untuk anak-anakku, beli dengan sejawat kakakku di Lampung, namanya permainan ZAKATI. 

Saatnya mengubah dunia dengan ZAKATI. Ini foto asli milik istriku, 
ada dibognya http://yundahamasah.blogspot.com
 
Konsep permainan yang menstimulasi anak untuk berzakat, infaq dan shodaqoh sejak kecil. Mengajarkan anak untuk pandai berusaha sehingga mampu menjadi pengusaha, bahasa kerennya enterpreneur muslim yang sucses tapi tetap dermawan. 

Sangat bertolak belakang dengan permainan MONOPOLI yang sudah ada, dimana hanya mengajarkan anak untuk berjiwa monopolist. ZAKATI justru menekankan pada kemampuan bertransaksi, memiliki usaha*bukan jadi pegawai ya... menyewakan, menjual dan bershodaqoh. Kelebihannya lagi, bermain ZAKATI ini tampa disadari membuat anak-anak kita bisa menghafal nama-nama surat dalam Al Qur'an

Walaupun permainan ini mengikuti pola musim mainan, biasanya bersamaan dengan musim main monopoli tapi sampai sekarang mainan ini masih tersimpan rapi di rumah kami, bukan karena harganya yang mahal tapi lebih kepada banyak manfaatnya. Biasanya anak-anakku paling betah main ZAKATI saat bulan Ramadhan. Menurutku cocok untuk anak usia sekolah. Dibuku panduannya untuk anak 11-18 tahun, tapi kami sudah mencobanya untuk anak-anak diatas 6 tahun sudah bisa main dengan bantuan, jadi mainnya memang sekalian bersama orangtua. 

Permainan ZAKATI ini diciptakan oleh seorang dosen Universitas Lampung, setelah melewati serangkaian ujicoba dan penelitian. Namanya Bapak Ageng Sadnowo Repelianto. Harganya 2 tahun lalu sekitar Rp. 60.000,- sedangkan Ramadhan 1432 H yang lalu Rp. 75.000,- plus ongkos kirim. Untuk pembelian bisa menghubungi email: zakati@yahoo.com 
atau hubungi Cp langsung a.n Bapak Ageng 081540830736.

Tulisan ini juga kubuat karena banyaknya peminat atas permainan ini saat istriku menulis tentang permainan bocah kontes. Semoga makin banyak yang tahu dan mau membeli permainana ZAKATI ini.